
Berita: newspost.mt.id,-
Sulsel, - Suara di seberang telepon terdengar getir. “Stok barang sudah habis,” kata Zahra, perempuan yang belakangan namanya dikaitkan dengan peredaran Kopi Sejati Nusantara. Meski berkali-kali ia menegaskan tak lagi memiliki persediaan, sorotan media justru semakin deras mengarah kepadanya.
Investigasi Tem Redaksi menemukan, Zahra mengaku bukan pemilik atau pemegang kendali langsung dari produk kopi tersebut. “Saya hanya penyetok barang kopi Lingzie,” ujarnya saat dikonfirmasi secara daring. Namun, pengakuan itu tak serta-merta meredakan tanda tanya. Mengapa nama Zahra selalu muncul di balik rantai distribusi kopi Sejati Nusantara?
Dalam salah satu percakapan, emosinya bahkan sempat meninggi. Kepada awak media, Zahra menyebut, “Manusia edan,” sebagai respons atas desakan pertanyaan yang berulang soal stok kopi. Sikap tersebut justru memperkuat dugaan adanya sesuatu yang ditutupi di balik alur distribusi kopi yang kini tengah dipertanyakan legalitas dan kualitasnya.
pola distribusi kopi Sejati Nusantara memang tidak sepenuhnya terbuka. Jalurnya kerap berganti, sementara stok di lapangan sering disebut “habis”, meski produk masih beredar di pasaran. Fakta inilah yang memicu pertanyaan besar: benarkah stok benar-benar kosong, atau ada praktik lain yang sengaja disamarkan?
Tim Redaksi terus menelusuri keterlibatan Zahra dalam jaringan ini. Apakah ia sekadar penyetok kecil yang terjebak pusaran bisnis kopi, atau justru simpul penting dalam rantai distribusi kopi Lingzie dan Sejati Nusantara? (Tim. Red)