SOPPENG, Newspost.my.id, | – Debat kedua calon Bupati dan Wakil Bupati Soppeng yang digelar di Hotel Herper, Makassar, pada 19 November 2024, menjadi topik hangat di kalangan masyarakat.
Perdebatan ini tak hanya menarik perhatian warga yang hadir langsung, tetapi juga mereka yang menyaksikan melalui siaran media.
Pasangan calon nomor 1, Andi Mapparemma dan Andi Adawiah, yang mengusung jargon siAP ADA: Lanjutkan Mappadeceng Menuju Soppeng JUARA (maju, adil dan merata) kembali mencuri perhatian publik.
Penampilan mereka dinilai memukau dengan gaya yang santun dan penuh etika, menegaskan posisi mereka sebagai calon pemimpin yang berkarakter.
Berbeda dari debat pertama yang lebih fokus pada gagasan dan program kerja, debat kedua ini menyoroti aspek lain yang tak kalah penting: adab dan etika dalam berdemokrasi.
Hal ini menjadi salah satu poin perhatian masyarakat dalam menilai para kandidat.
Pasangan siAP ADA tampil percaya diri, memanfaatkan waktu yang tersedia dengan efektif untuk memaparkan visi, misi, dan program kerja mereka.
Gaya komunikasi yang santun dan terstruktur menciptakan kesan positif di mata publik.
Salah satu warga Soppeng, Mandala, menyampaikan kesannya setelah menyaksikan debat tersebut.
“Debat malam ini membuka mata kita tentang pentingnya adab dan etika dalam demokrasi. Saya melihat pasangan SIAP ADA tampil dengan sopan dan beretika. Sayangnya, pasangan nomor 2 justru menunjukkan sikap yang kurang menghormati aturan debat,” ungkapnya.
Menurutnya, pasangan nomor 2 beberapa kali menyela ketika pasangan siAP ADA sedang berbicara. Hal ini dianggap mencederai etika debat dan mendapat sorotan negatif dari berbagai pihak.
“Seharusnya dalam debat seperti ini, semua pihak menghormati waktu bicara lawan. Ini bukan hanya soal adu gagasan, tapi juga mencerminkan karakter seorang pemimpin,” tambah Mandala.
Performa pasangan nomor 1 yang menjaga etika menuai banyak pujian. Sikap mereka dinilai sebagai teladan yang baik dalam proses demokrasi.
Di sisi lain, pasangan nomor 2 menghadapi kritik tajam karena dianggap kurang menghormati lawan debat, bahkan di hadapan publik yang menilai langsung.
Debat malam itu bukan hanya menjadi arena adu gagasan, tetapi juga cermin perilaku para calon pemimpin.
Bagi masyarakat Soppeng, debat ini semakin mempertegas siapa yang layak dipercaya untuk memimpin daerah menuju masa depan yang lebih baik.
“Masyarakat semakin paham bahwa pemimpin bukan hanya soal ide, tapi juga bagaimana ia membawa diri. Sikap menghargai lawan dan publik adalah kualitas penting yang kita cari,” ujar salah satu pengamat politik lokal.
Debat ini diharapkan menjadi momentum bagi masyarakat untuk terlibat lebih aktif dalam proses demokrasi.
Pilihan mereka nantinya diharapkan mampu membawa Soppeng menjadi daerah yang maju, beretika, dan bermartabat.
Siapakah yang akan keluar sebagai pemimpin Soppeng berikutnya? Semua mata kini tertuju pada perjalanan pilkada ini, yang kian dekat menuju puncaknya. (Pettaduga)