Soppeng, newspost.my.id, |. – Proyek bergengsi bernilai miliaran rupiah kembali menuai sorotan tajam, Kamis (8/5).
Gedung Serbaguna Lapatau yang digadang-gadang sebagai simbol kemajuan Kabupaten Soppeng kini justru menjadi simbol kekecewaan publik.
Bagaimana tidak, plafon gedung yang baru dua tahun rampung itu kembali ambruk untuk kali kedua!
Ironisnya, proyek senilai Rp5 miliar itu bukan hanya mengalami kerusakan minor, tetapi memperlihatkan indikasi kegagalan struktural yang serius.
Warga dan penggiat antikorupsi pun mempertanyakan kualitas material yang digunakan, terutama plafon yang dinilai murahan dan tidak layak untuk gedung sekelas “ikon daerah”.
Alfred, Ketua LSM Lembaga Pemantau Korupsi dan Aparatur Negara (LPKN) Soppeng, menyebut insiden ini bukan sekadar musibah teknis, tetapi sebuah cerminan dari bobroknya sistem pengawasan proyek pemerintah daerah.
“Keruntuhan pertama bisa saja dianggap kelalaian teknis. Tapi yang kedua ini? Sudah sangat pantas diduga ada unsur kesengajaan atau korupsi yang terstruktur dan sistemik,” tegas Alfred.
Kata dia , kejadian ini menjadi titik nadir kepercayaan publik terhadap pengelolaan anggaran daerah, di mana proyek prestisius malah berujung seperti proyek asal jadi.
Sementara itu, Andi Prawansa, pelaksana proyek pembangunan Gedung Lapatau, membenarkan nilai proyek yang mencapai Rp5 miliar.
Meski masa pemeliharaan telah berakhir, ia menyatakan kesiapannya untuk bertanggung jawab atas kerusakan tersebut.
“Saya sudah dihubungi penyidik kejaksaan dan siap diperiksa. Sebagai pelaksana, saya tidak lari dari tanggung jawab. Jika memang harus diperbaiki, saya siap turun tangan,” ngkapnya melalui telepon seluler WhatsAppnya.
(Red)