• Jelajahi

    Copyright © NEWS POST | BERITA HARI INI TERKINI
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    30 Agustus 2025: Selamat Tinggal Gedung DPRD Sulsel dan DPRD Makassar – Simbol Demokrasi yang Lenyap dalam Api

    NewsPost
    Sabtu, 30 Agustus 2025, 11:21 WIB Last Updated 2025-08-30T04:21:13Z

      


    Berita: newspost.my.id,-

    Makassar—Kota ini tak lagi sama.

    Sabtu dini hari, 30 Agustus 2025, dua gedung megah yang selama puluhan tahun berdiri sebagai simbol perwakilan rakyat, kini tinggal puing-puing. Gedung DPRD Sulawesi Selatan di Jl Urip Sumoharjo, dan Gedung DPRD Kota Makassar di Jl AP Pettarani, resmi runtuh dalam sejarah, setelah amarah massa mengubahnya menjadi lautan api.


    Malam kelam itu berawal sejak Jumat, 29 Agustus 2025. Ratusan hingga ribuan massa aksi yang tak lagi mampu menahan kekecewaan, melampiaskan amarahnya dengan membakar dua bangunan yang selama ini menjadi pusat kebijakan politik. Api berkobar, membara, dan menjalar cepat. Armada pemadam kebakaran hanya menjadi saksi, tak kuasa meredam kobaran api yang bukan sekadar api bensin, melainkan api kekecewaan rakyat kecil.


    Pukul 01.21 Wita, ribuan warga berjubel di jalanan menyaksikan fasad dan kubah gedung runtuh satu per satu. Simbol kepercayaan publik ikut roboh bersama atapnya. Gedung-gedung hasil pilihan rakyat pada Pemilu 2024 itu kini tak lebih dari kerangka arang hitam.


    Gedung DPRD Provinsi Sulsel, yang menjadi ruang kerja 85 wakil rakyat dari 24 kabupaten/kota, luluh lantak. Tak jauh berbeda, Gedung DPRD Kota Makassar—rumah bagi 50 legislator dari 15 kecamatan—ikut tersapu api. Dua gedung ini berjarak 2,5 kilometer, namun malam itu keduanya sama-sama berakhir tragis, seakan menjadi saksi bisu bahwa suara rakyat tak lagi bisa dibendung.

    Lebih pilu lagi, tragedi ini menelan korban jiwa. Pukul 00.45 Wita, seorang staf bidang kesejahteraan rakyat di kantor kecamatan dilaporkan meninggal dunia setelah nekat melompat dari lantai dua gedung DPRD Kota Makassar. Ia diduga panik ketika asap pekat mulai mengepung ruang rapat. Peristiwa itu menjadikan kebakaran ini bukan lagi sekadar insiden anarkis, melainkan sebuah tragedi kemanusiaan yang akan tercatat kelam dalam sejarah Sulawesi Selatan.


    Ironis, kebakaran terjadi justru di saat para anggota DPRD Kota bersama Wali Kota, Wakil Wali Kota, Sekda, dan puluhan pimpinan SKPD sedang menyiapkan rapat paripurna RPJMD. Rapat yang sejatinya membahas arah pembangunan kota, malah berubah jadi malam penyelamatan diri.

    Seribuan aparat kepolisian dan TNI yang disiagakan di lokasi pun tampak lumpuh. Bukan karena jumlah mereka kurang, tapi karena api amarah massa jauh lebih besar daripada barisan pelindung yang disiapkan. Malam itu, aparat, warga, dan pejabat—semua menyatu dalam pemandangan memilukan: hanya bisa menatap bagaimana sejarah kota Makassar berubah di depan mata.


    Gedung DPRD Sulsel dan DPRD Makassar, keduanya berdiri dengan arsitektur Bugis-Makassar yang megah, kini tinggal abu. Sejarah mencatat, bukan hanya bangunan yang lenyap, tapi juga runtuhnya kepercayaan rakyat terhadap lembaga perwakilan yang selama ini dianggap gagal memperjuangkan suara mereka.


    Makassar menyala—bukan dengan cahaya pembangunan, melainkan dengan api kemarahan rakyat kecil yang sudah terlalu lama menunggu keadilan. Dan hari ini, 30 Agustus 2025, kota ini harus mengucapkan selamat tinggal pada dua simbol demokrasi yang luluh dalam kobaran api. (***)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini