Berita: newspost.my.id,-
Makassar – Gedung DPRD Makassar kini hanya menyisakan kerangka usai diamuk massa aksi yang sudah tak lagi mampu menahan kekecewaan. Aksi keras ini menjadi puncak dari akumulasi kemarahan masyarakat kecil yang selama ini merasa suaranya tidak pernah didengar oleh para wakil rakyat di kursi legislatif.
Menurut keterangan warga di lokasi, tindakan pembakaran kantor DPRD ini bukanlah bentuk kebencian tanpa alasan, melainkan jeritan panjang yang selama ini dipendam. "Kalau hanya bicara, rakyat tidak pernah didengar. Maka hari ini, rakyat bicara dengan tindakan," ungkap salah seorang warga yang ikut menyaksikan jalannya aksi.
Masyarakat menilai ketimpangan semakin terasa. Gaji anggota dewan terus mengalami kenaikan, sementara rakyat kecil justru semakin ditekan dengan beban pajak yang kian berat. Mereka bekerja keras dengan keringat dan tenaga, namun penghasilan tidak pernah sebanding dengan jerih payah yang dikeluarkan.
"Kita rakyat kecil hanya butuh keadilan. Bukan belas kasihan, bukan janji manis, tapi keadilan nyata," ujar seorang tokoh masyarakat.
Masyarakat pun menegaskan, mereka sejatinya tidak pernah sekejam ini. Namun, keadaan yang menekan membuat aksi keras menjadi pilihan terakhir agar suara rakyat benar-benar sampai ke telinga para pemimpin. “Kadang hanya dengan tindakan keras, barulah rakyat kecil bisa didengar,” tambahnya.
Kini, kantor DPRD Makassar yang megah itu hanya tinggal kerangka bangunan. Api amarah rakyat sudah bicara lantang, dan sejarah akan mencatat bahwa keadilan yang tak kunjung turun, justru dibayar mahal dengan kobaran api. (***)