• Jelajahi

    Copyright © NEWS POST | BERITA HARI INI TERKINI
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Lemang Turun-Temurun, Penjaga Maulid di Polewali Mandar

    NewsPost
    Minggu, 07 September 2025, 14:59 WIB Last Updated 2025-09-07T07:59:44Z

     

    Berita: newspost.my.id,-

     Polewali Mandar -- gema salawat dan doa Maulid Nabi Muhammad SAW berpadu dengan aroma harum santan dan bambu terbakar. Setiap tahun, masyarakat di desa pesisir ini punya cara khas menyambut kelahiran Nabi: memasak lemang, makanan tradisional berbahan beras ketan yang dimasak dalam ruas bambu.


    Tradisi itu bukan sekadar sajian, melainkan simbol kebersamaan dan doa bersama. Sejak subuh, warga sudah tampak berbondong-bondong membawa beras ketan, santan, dan daun pisang. Para lelaki menyiapkan bambu yang dipotong dari hutan sekitar, sementara kaum perempuan mengaduk santan dengan taburan garam secukupnya. Semua dikerjakan bergotong-royong.


    “Ini bukan hanya soal makanan, tapi juga warisan dari orang tua kami yang harus dijaga,” ujar salah satu tetua desa. Baginya, lemang Maulid adalah pengikat ingatan bahwa perayaan kelahiran Nabi selalu identik dengan kebersamaan, bukan kemewahan.


    Lemang dimasak berjam-jam di atas bara api. Aroma santan yang meresap ke dalam ketan berpadu dengan wangi bambu, menciptakan cita rasa khas yang sulit ditiru dengan cara lain. Setelah matang, lemang dipotong dan dihidangkan bersama aneka lauk khas Mandar.


    Puncak perayaan ditandai dengan pembacaan barzanji, lantunan doa, dan salawat yang digelar di masjid atau rumah-rumah besar. Setelah itu, lemang menjadi sajian utama dalam jamuan yang dinikmati bersama. Tidak ada tamu yang pulang dengan tangan kosong; setiap orang pasti mendapat potongan lemang sebagai tanda berkah Maulid.


    Bagi warga Desa Riso, tradisi ini lebih dari sekadar pesta kuliner. Lemang Maulid adalah penanda identitas, sekaligus perekat sosial. Meski zaman berubah, tradisi itu tetap lestari. Anak-anak muda pun ikut serta, belajar dari orang tua bagaimana memilih bambu yang baik, bagaimana menanak santan, hingga bagaimana menjaga api agar lemang matang merata.


    “Kalau bukan kita yang melanjutkan, siapa lagi? Lemang ini sudah jadi bagian dari Maulid Riso sejak dulu,” kata seorang pemuda desa.


    Di tengah derasnya arus modernisasi, masyarakat Desa Riso masih setia menjaga warisan ini. Lemang bukan hanya makanan, melainkan simbol kebersamaan, doa, dan rasa syukur yang mengalir dari generasi ke generasi. Di Polewali Mandar, lemang adalah cara sederhana namun sakral untuk menjaga cahaya Maulid Nabi tetap menyala. ( Red)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini