Newspost.my.id,-
Soppeng, Sulsel, - 9 Juni 2025, Keberadaan Warkop Sappisengnge yang terletak di Jalan Kalino, kini menjadi sorotan dan keluhan dari para penghuni pusat pertokoan (Pusper) yang berada tepat di seberangnya. Aktivitas warung kopi tersebut dinilai cukup meresahkan, terutama pada malam hari, karena sering kali menghalangi akses jalan teras pertokoan.
Sebagaimana diketahui, warung kopi (warkop) adalah tempat yang lazim dijadikan lokasi berkumpul masyarakat untuk berdiskusi, bersantai, hingga bertukar informasi. Di Soppeng sendiri, warkop telah menjadi bagian dari budaya lokal sebagai ruang interaksi sosial. Namun, dalam praktiknya, tidak semua warkop menjalankan usahanya dengan tertib dan bertanggung jawab.
Salah satu penghuni pusat pertokoan, Heppy, mengungkapkan keresahannya kepada media. Ia menyebut bahwa pelanggan Warkop Sappisengnge kerap memarkir kendaraan secara sembarangan dan tidak menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Lebih dari itu, pihak warkop bahkan menempatkan meja dan kursi pelanggannya hingga ke area jalan teras toko, sehingga mengganggu akses para pengunjung maupun pemilik toko lain.
“Setiap malam sekitar pukul 8, mereka mulai meletakkan meja pelanggan tepat di depan toko saya, seolah-olah mereka yang memiliki area tersebut. Akibatnya, omset penjualan saya selama beberapa bulan terakhir menurun drastis,” jelas Heppy.
Ia juga menyoroti kondisi kebersihan setelah warkop tutup. Teras Pusper seringkali dipenuhi puntung rokok, botol minuman, dan sampah lainnya yang tidak dibersihkan oleh pihak warkop. Justru, petugas kebersihan dari dinas terkait yang harus membersihkannya setiap pagi.
Heppy menegaskan bahwa jika situasi ini terus berlangsung tanpa solusi, ia siap menempuh jalur hukum. Ia juga berharap Pemerintah Daerah (Pemda) dan PPKAD Kabupaten Soppeng dapat segera mengambil langkah konkret untuk menangani persoalan ini.
“Sebagai penghuni pusat pertokoan, saya merasa sangat dirugikan. Terlebih lagi, pendapatan dari aktivitas warkop tidak masuk ke kas daerah, tetapi limbah dan sampahnya menjadi beban dinas kebersihan. Ini tentu tidak adil,” tegasnya.
Menanggapi hal ini, Tedy, penanggung jawab warkop Sappisengnge menyampaikan permohonan maaf.
“Mulai malam ini, Senin 9 Juni 2026, saya tidak akan melayani pelanggan yang ingin minum kopi di pelataran Pusper. Kalau selama ini pihak pemerintah atau penghuni merasa terganggu, saya mohon maaf. Jika hal ini terjadi lagi, saya siap menanggung risikonya,” ujar Tedy kepada media.
Masyarakat kini menantikan langkah nyata dari Pemda guna menjaga ketertiban dan kenyamanan lingkungan, khususnya di kawasan pertokoan yang menjadi wajah kota Soppeng.